Featured

Jumat, 07 Desember 2012

MATERI IPS KELAS XII

1.      Pengertian Multikultural
            Multikultural secara etimologi marak digunakan pada tahun 1950-an di Kanada. Konsepsi multikulturalisme diawali oleh perlawanan sebagian warga kanada terhadap ambisi dominasi  dan hagemoni kelompok anglo-saxon dan franco di pusat kekuasaan Kanada. Pandangan ini di amini juga oleh penulis buku Reithinking Multiculturalisme, Bhikhu Parekh (2001) Pluralisme dalam masyarakat majemuk pada dasarnya memiliki beberapa makna, yakni (1) sebagai doktrin, (2) sebagai model, (3) keterkaitannya dengan konsep lain (Liliweri,2005).
           Ada beberapa teori yang dapat digunakan untuk menerangkan masyarakat multicultural. Liliweri (2005:71-80) mengidentifikasi tujuh tokoh sebagai perintis teori-teori multicultural. Berikut ini akan disampaikan secara ringkas gagasan-gagasan dari teori tersebut.

-          Sokrates
Gagasannya yang dekat dengan makna multicultural adalah tentang self-knowledge. Menurutnya, self-knowledge merupakan mahkota dari pendidikan setiap individu. Pengembangan self-knowledge hanya dapat dilakukan ketika seseorang tengah beranjak dewasa.

-          Plato
Plato tidak menyebut secara eksplisit tentang multicultural, tetapi prinsip-prinsip multicultural telah diperkenalkan  dalam sebuah rancangan kurikulum pendidikan liberal art, yang kualitasnya sepadan dengan kurikulum ilmu atau pendekatan ekonomi maupun politik.

-          Jean Piaget
Piaget yakin bahwa setiap perkembangan individu tidak hanya dalam hal pengetahuan dan kemampuan, teatpi juga kemampuan untuk bersikap empati. Empati adalah persepsi individu tentang kemiripan antara self dan other.

-          Horace Kalen
Kallen merupakan orang pertama yang mengkonstruksi teori pluralism budaya,. Menurutnya jika berbagai kebudayaan yang beragam atau perbedaan yang bervariasi itu dibiarkan hidup dan berkembang dalm suatu bangsa, maka upaya kearah persatuan nasional telah dilakukan Dalam teorinya, Kallen mengungkapkan bahwa setiap etnik dan kelompok dalm suatu bangsa menjadi penting dan unik karena semua member kontribusi terhadap pengayaan kebudayaan.

-          James A. Banks
Banks dikenal sebagai perintis pendidikan multicultural. Menurutnya, bagian terpenting dari pendidikan adalah mengakarkan “Bagaimana cara berfikir” dan bukan mengajarkan “apa yang difikirkan”. Dengan demikian seorang siswa harus menjadi pemikir kritis dengan latar belakang pengetahuan dan keterampilan ditambah dengan komitmen.

-          Bill Martin
Dalam karyanya Multiculturalism: Consumerist or Transformational. Martin menuangkan gagasannya bhwa semua isu yang berkaitan dengan pengembangan multikulturalisme tumbuh dalm sebuah pertanyaan tentang perbedaan cara pandang, seperti yang dilakukan oleh para filsuf dan teoritikus social.

-          Martin J.Beck Matustik
Matustik menyampaikan gagasannya bahwa segala bentuk perbedaan yang dilakukan oleh masyarakat barat berkaitan dengan hokum atau tatanan dari sebuah masyarakat multicultural. Dalam artikelnya Ludic Corporate and Imperialism Multiculturalism: Impostoes of Democracy and Cartographers of the New World Order, Matustik mengatakan bahwa kebudayaan, politik dan perang ekonomi sudah muncul.

-          Judith M. Green
Menurut Green, multikulturalisme tidaklah unik, dihampir semua Negara terdapat kondisi multicultural karena mereka mengakomodasi kelompok-kelompok kecil dengan kebudayaan yang berbeda-beda. Satu hal yang perlu dicatat bahwa jika suatu kelompok ingin berubah dalam tata kehidupannya dalam masyarakat multikultur, maka yamg diperlukan adalah perjuanagn melakukan interaksi dan kerja sam antar budaya.

2.      Kelompok-kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikutur di Indonesia

        Dalam masyarakat secara nyata dapat dilihat adanya kelompok-kelompok social. Semakin maju suatu masyarakat maka semakin beragam kelompok social yang ada, dan semakin menambah kemajemukan dalm masyarakat multikultur.
        Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki syarat-syarat tertentu. Menurut Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi, kelompok social merupakan perwujudan dari kehidupan bersama atau pergaulan hidup yang sangat beranekaragam.

3.      Perkembanga Kelompok Sosial pada Masyarakat Multikultur di Indonesia

        Kelompok social bukanlah kelompok yang statis karena setiap kelompok social selalu mengalami perkembangan atau perunahan. Perkembangan kelompok social dapat dipengaruhi oleh factor dari dalam maupun dari luar. Jika dilihat dari sudut pandang relasi antar kelompok, maka perkembangan kelompok social bias di sebabkan ole berbagai pola relasi antar kelompok.
        Tiap-tiap kelompok masyarakat di Indonesia saling berhubungan satu sama lain. Masing-masing kelompok membentuk jaringan hubungan dengan kelompok-kelompok lain dalam suatu system social. Hubungan antar kelompok tersebut dapat berupa kerja sama, persaingan bahkan konflik. Hubungan yang terbentuk antar kelompok masyarakat di Indonesia tergantung pada latar belakang sosiokultural dari hubungan yang mereka jalani dengan segala perkembangannya.
        Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, yaitu masyarakat dengan beragam etnis/suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, profesi golongan politik dsb. Keberagaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap system dan struktur social yang ada. Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok social yang terbentuk karena kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok social karena kepentingan agama, karena kepentingan profesi dan sebagainya.

4.      Keanekaragaman Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultur di Indonesia.
        Menurut max weber, dalam masyarakat multicultural terdapat beberapa macam kelompok social yang berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya, walaupun mereka termasuk dalam suatu masyarakat yang sama. Berbagai tipe kelompok social dalam masyarakat multicultural tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa criteria sebagai berikut :
-          Klasifikasi berdasarkan jumlah anggota.
-          Klasifikasi berdasarkan makna kelompok bagi anggotanya
-          Klasifikasi berdasarkan sikap anggota terhadap kelompoknya dan kelompok lain
-          Klasifikasi berdasarkan sifat ikatan antaranggota.

            Sedangkan menurut Tonnies, berbagai kelompok sosila yang terdapat didalam masyarakat dapat dibedakan menjadi Gemeinschaft dan Gesellschaft. Eksklusif serta merupakan suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir.        
            Sedangkan Gesellschaft adalah kehidupan public yang terjadi karena orang kebetulan hadir bersama walau masing-masing tetap mandiri.
            Suku bangsa, menurut Koentjaraningrat (1989), adalah kelompok social atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai system interaksi dan system norma yang mengatur interaksi tersebut, memiliki kontinuitas dan rasa identitas yang mempersatukan semua anggotanya, serta memiliki system kepemimpinan sendiri.
            Suku bangsa adalah suatu kelompok yang berada dalam suatu kelompok social yang lebih besar.

5.      Peranan Pendidikan Multikultural dalam Menjaga Integritas Bangsa.

-          Pengertian Pendidikan Multikultural
Multikultural adalah sebuah realitas social dan merupakan fitra manusia yang apanila dikelola secara benar akan melahirkan energy dan sebaliknya, jika ditangani secara keliru akan menimbulkan bencana yang dahsyat.
Orang buta dan orang lumpuh yang berkolaborasi  secara positif dapat meningkatkan produktifitasnya berlipat ganda.

-          Tujuan Pendidikan Multikultural.
     Pendidikan multicultural berusaha menolong siswa mengembangkan rasa hormat kepada orang berbeda budaya, member kesempatan untuk bekrja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung, menolong siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, menolong siswa mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka.
     Farris dan Cooper (1994) mengemukakan bahdidikan multicultural adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk memandang kehidupan dari berbagai persepektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki dan bersikap positip terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis.
     Secara klonseptual, pendidikan multicultural menurut Groski, mempunyai tujuan dan prinsip sebagai berikut :

-       Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan prestasi mereka,
-       Siswa belajar bagaimana belajar dan berpikir secara kritis
-       Mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan,
-       Mengakomodasikan semua gaya belajar siswa.
-       Mengapresiasi kontribusi dari kelompok-kelompok yang berbeda
-       Mengembangkan sikap positip terhadap kelompok-kelompok yang mempunyai latar         belakang berbeda
-       Untuk menjadi warga yang baik di sekolah maupun di masyarakat.
-       Belajar bagaimana menilai pengetahuan dari persepektif yang berbeda
-       Untuk mengembangkan identitas etnis, nasional dan global.
-       Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam mengambil keputusan dan analisa secara kritis sehingga siswa dapat membuat piihan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.

     Multikultural bukan hanya sebuah wacana tetapi sebuah ideology yang harus diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM dan kesejahteraan hidup masyarakatnya.
     Multikulturalisme bukan sebuah ideology yang berdiri sendiri terpisah dari ideology-ideologi lainnya dan multikulturalisme seperangkat konsep-konsep yang merupakan bangunan konsep untuk dijadikan acuan bagi yang memahaminya dan mengembang luaskannya dalam kehidupan bermasyarakat.

     Multikultural berasal dari kata multi dan kultur. Multi artinya banyak dan kultur bisa disamakan dengan budaya.
Pada prakteknya kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang elite seperti misalnya memakai baju yang berkelas,fine art,atau mendengarkan music klasikal, sementara kata kebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui dan mengambil bagian dari aktivitas-aktivitas di atas.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub kebudayaan (atau biasa di sebut sub kultur) yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya
     Multikultural sebagai masyarakat yang kelompok dan anggotanya mampu melakukan ko-eksistensi secara harmonis bebas memelihara keyakinan mereka,bahasa dan kebiasaan serta tradisi yang dikembangkan dengan pluralisme, padahal ada beberapa perbedaan diantara kedua konsep tersebut.
Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebuah realitas social dan integrasi nasional adalah substansi utamanya.
     Di kebanyakan Negara – Negara dunia sebagian besar dari mereka adalah bangsa-bangsa bekas jajahan, terdiri atas kelompok-kelompok etnik budaya yang sangat majemuk, multikulturalisme adalah sebuah gagasan yang terus diperjuangkan bahkan lebih dari itu, kebanyakan Negara yang relative muda usia ini harus berjuang terlebih dahulu dengan gagasan nasionalisme.
     Gagasan nasionalisme Negara-negara yang pada umumnya memperoleh kemerdekaannya setelah perang dunia 2, di bangun melalui kesadaran para pimpinannya akan kepercayaan bahwa negaranya amat majemuk seringkali terdiri atas puluhan bahkan ratusan kelompok etnik, hanya mungkin di persatukan dengan ikrar yang meneguhkan persatuan sebagai dasar untuk menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik.
Dalam masyarakat multicultural itu telah terjadi interaksi dan dialog antar budaya.Tatanan social dan tradisi local yang berakar huat akan memberikan sentuhan halus yang mengingatkan manusia agar tiak terbawa arus perubahan yang demikian dahsyat.
     Manajemen multicultural, memang telah menjadi budaya perusahaan-perusahaan dari Negara-negara yang lebih maju. Penerapan manajemen multicultural itu, tentunya didasarkan pada prasangka baik tentang multikulturalisme. Pendidikan multicultural pada umumnya deletakkan pada latar belakang kewarganegaraan, Pendidikan kewarganegaraan mengarah pada upaya perwujudan warga Negara yang baik.
     Pendidikan multicultural di Indonesia di Indonesia pada umumnya memakai pendekatan kajian kelompok tunggal. Pendekatan ini dirancang untuk membantu siswa dalam mempelajari pandangan-pandangan kelompok tertentu secara lebih mendalam.

     






0 komentar:

Posting Komentar